(Foto: xamthone-plus.net)
SALAH satu faktor penularan penyakit HIV/AIDS dapat terjadi lewat proses transfusi darah. Lantas, apakah nyamuk yang menggigit ODHA (penderita HIV/AIDS) lalu menggigit orang yang sehat akan membuatnya tertular?
Tingginya angka penderita HIV/AIDS di Indonesia makin memprihatikan. Langkah terbaik agar tidak tertular ialah tahu apa saja risiko penularannya.
Menurut pakar kesehatan Prof Dr Zubairi Djoerban SpPD-KHOM, HIV/ AIDS dapat ditularkan melalui aktivitas seks, transfusi darah, jarum suntik, dan penularan ibu ke bayi.
Lalu, bagaimana jika seekor nyamuk yang menghisap darah ODHA terbang dan menghisap darah ke orang yang sehat. Apakah orang tersebut dapat tertular?
“Tidak. Sebab virus yang ada dalam tubuh ODHA hanya bisa hidup di habitat tertentu. Kalau sudah dihisap oleh nyamuk, virus sudah tidak nyaman untuk menulari ke korban nyamuk berikutnya,” jelasnya pada konferensi pers “Pedoman Nasional Pelayanan Kesehatan (PNPK) HIV/AIDS” oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) di Restoran Munik, Jalan Matraman Raya, Jakarta, Kamis (1/12/2011).
Ditambahkan Prof Zubairi, penularan HIV/AIDS di antara pasangan juga kemungkinan lebih kecil.
“Pasangan suami-istri yang salah satunya penderita juga tidak 100 persen dapat menulari yang sehat. Begitu juga kalau kita berciuman. Penularan melalui air liur dan air mani terbilang lebih kecil risikonya. Sebab konsentrasi virusnya lebih sedikit,” tutupnya. (ftr)
Tingginya angka penderita HIV/AIDS di Indonesia makin memprihatikan. Langkah terbaik agar tidak tertular ialah tahu apa saja risiko penularannya.
Menurut pakar kesehatan Prof Dr Zubairi Djoerban SpPD-KHOM, HIV/ AIDS dapat ditularkan melalui aktivitas seks, transfusi darah, jarum suntik, dan penularan ibu ke bayi.
Lalu, bagaimana jika seekor nyamuk yang menghisap darah ODHA terbang dan menghisap darah ke orang yang sehat. Apakah orang tersebut dapat tertular?
“Tidak. Sebab virus yang ada dalam tubuh ODHA hanya bisa hidup di habitat tertentu. Kalau sudah dihisap oleh nyamuk, virus sudah tidak nyaman untuk menulari ke korban nyamuk berikutnya,” jelasnya pada konferensi pers “Pedoman Nasional Pelayanan Kesehatan (PNPK) HIV/AIDS” oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) di Restoran Munik, Jalan Matraman Raya, Jakarta, Kamis (1/12/2011).
Ditambahkan Prof Zubairi, penularan HIV/AIDS di antara pasangan juga kemungkinan lebih kecil.
“Pasangan suami-istri yang salah satunya penderita juga tidak 100 persen dapat menulari yang sehat. Begitu juga kalau kita berciuman. Penularan melalui air liur dan air mani terbilang lebih kecil risikonya. Sebab konsentrasi virusnya lebih sedikit,” tutupnya. (ftr)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar