Hadits   ini menjelaskan bahwa pada hari kiamat ada tujuh tipe atau  golongan   manusia yang akan mendapatkan perlindungan Allah swt., yaitu  : 
- Pemimpin  yang adil Menjadi   pemimpin yang adil  itu tidaklah mudah, butuh pengorbanan   pikiran,perasaan, harta, bahkan  jiwa. Dalam ajaran Islam, kepemimpinan   bukanlah fasilitas namun  amanah. Kalau kita menganggap kepemimpinan atau   jabatan itu sebagai  fasilitas, kemungkinan besar kita akan  memanfaatkan  kepemimpinan itu
 sebagai sarana memperkaya diri tanpa menghiraukan aspek halal atau aharam.Sebaliknya, kalau kita menganggap kepemimpinan atau jabatan itu sebagai amanah, kita akan melaksanakan kepemimpinan itu dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab. Nah, untuk melaksanakan kepemimpinan dengan cara yang amanah itu tidaklah mudah,Karena itu logis kalau kita menjadi pemimpin yang adil,Allah akan memberi perlindungan di akhirat kelak.
- Anak muda yang saleh Masa muda adalah masa keemasan karena kondisi fisik masih prima. Namun diakui bahwa ujian pada masa muda itu sangat beragam dan dahsyat. Oleh sebab itu, apabila ada anak muda yang mampu melewati masa keemasannya dengan taqarrub (mendekatkan) diri kepada-Nya, menjauhkan diri dari berbagai kemaksiatan, serta mampu mengendalikan nafsu syahwatnya, Allah akan memberikan perlindungan-Nya pada hari kiamat.Ini merupakan imbalan dan penghargaan yang Allah berikan kepada anak-anak muda yang saleh.
- Orang yang hatinya terikat pada mesjid Kalimat “seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan mesjid”seperti yang disebutkan hadits di atas, paling tidak menunjukkan dua pengertian. Pengertian pertama, orang-orang yang kapan dan di manapun berada selalu ingin memakmurkan tempat ibadah. Pengertian kedua, orang-orang yang tidak pernah melalaikan ibadah di tengah kesibukan apapun yang dijalaninya.
- Bersahabat  karena Allah Poin   ini terambil dari  kalimat “dua orang yang saling mencintai karena   Allah, yakni keduanya  berkumpul dan berpisah karena Allah”. Bersahabat   karena Allah swt.  maksudnya kita mencintai seseorang atau membencinya   bukan karena  faktor harta, kedudukan, atau hal-hal lain yang bersifat    material,namun murni semata-mata karena Allah swt. Kalau sahabat kita    berbuat baik,
 kita mendukungnya, dan kalau berbuat salah kita mengingatkannya, bahkan kita berani meninggalkannya kalau sekiranya sahabat tersebut akan menjerumuskan kita pada gelimang dosa dan maksiat. Inilah yang dimaksud dengan persahabatan karena Allah.
- Mampu  menghadapi godaan lawan jenis “Seorang    laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan lagi  rupawan   lalu ia menjawab: “Sungguh aku takut kepada Allah.” Kalimat ini    menggambarkan bahwa kalau kita mampu menghadapi godaan syahwat dari    lawan jenis, maka kita akan mendapatkan perlindungan Allah di hari    kiamat. Di sini
 digambarkan seorang laki-laki yang digoda wanita bangsawan nan rupawan tapi dia menolak ajakannya bukan karena tidak selera kepada wanita itu, namun karena takut kepada Allah. Jadi, rasa takut kepada Allahlah yang menjadi benteng laki-laki tersebut, sehingga tidak terjerembab pada perbuatan maksiat. Karena itu Allah memberikan penghargaan pada hari kiamat dengan memberikan pertolongan-Nya. Di sini diumpamakan laki-laki yang digoda wanita, namun sangat mungkin wanita pun digoda laki-laki.
 
- Ihklas  dalam beramal “Seseorang   yang  mengeluarkan sedekah lantas disembunyikannya sampai-sampai tangan    kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya.” Ini    gambaran keihlasan dalam beramal. Saking ihklasnya dalam beramal    sampai-sampai tangan kiri pun tidak tahu apa yang diinfakkan atau    disumbangkan oleh tangan kanannya. Pertanyaannya, bolehkah kita    bersedekah
 sambil diketahui orang lain, bahkan nama kita dipampang di koran?
 Boleh saja, asalkan benar-benar kita niatkan karena Allah swt., bukan karena cari popularitas. Perhatikan ayat berikut, ” Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikannya itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S.Al-Baqarah 2: 271)
- Zikir kepada Allah dengan khusyu “Seseorang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi, kemudian ia mencucurkan air mata.” Zikir artinya mengingat Allah. Kalau seseorang berdo’a dengan khusyu hingga tak terasa air mata menetes karena sangat nikmat berzikir dan munajat kepada-Nya, maka Allah akan memberikan pertolongan kepadanya pada hari kiamat kelak.
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar