Minggu, 27 November 2011

Olimpia Mungkin Dihancurkan Tsunami


Olimpia yang dikenal dalam sejarah sebagai pusat pemujaan terhadap Dewa Zeus dan penyelenggaraan olimpiade pada masa Yunani kuno diperkirakan hancur oleh tsunami. Inilah hipotesis ahli paleotsunami Institute of Geography of Johannes Gutenberg University Mainz, Jerman, Andreas Vött, yang melakukan analisis sedimen dan studi paleotsunami di timur Mediterania.

Jejak tsunami ada pada lapisan sedimen yang merekam peristiwa dalam kurun waktu 11.000 tahun terakhir. Hipotesis Vött membantah hipotesis sebelumnya yang mengatakan bahwa Olimpia hancur oleh gempa bumi tahun 551 AD dan banjir Sungai Kladeos.

"Baik komposisi maupun ketebalan sedimen yang ditemukan di Olimpia tidak mengarah pada potensi hidrolik Sungai Kladeos dan geomorfologi lembahnya. Sangat tidak mungkin kehancuran adalah akibat sungai itu," kata Vött.

Penemuan cangkang moluska atau hewan lunak dan foraminifera menegaskan hipotesis Vött. Keduanya menunjukkan bahwa sedimen yang mengubur Olimpia sedalam 8 meter selama ratusan tahun hingga ditemukan kembali 250 tahun lalu berasal dari lautan. Tsunami adalah satu-satunya mekanisme yang bisa membawa sedimen itu sebab Olimpia sebenarnya berada di ketinggian 33 meter di atas permukaan laut.
Dalam skenario Vött, gelombang tsunami masuk mendesak arus Sungai Kladeos dan Alpheios. Akibat desakan arus itu, Olimpia pun banjir dan hancur. Banjir tak segera surut karena aliran sungai Kladeos ke Sungai Alpheios terblokir oleh tsunami yang datang. Berdasarkan analisis sedimen, terbukti bahwa skenario ini terjadi secara berulang dalam kurun waktu 7.000 tahun terakhir.

Hipotesis kehancuran Olimpia akibat tsunami juga semakin kuat sebab sedimen yang identik dengan di Olimpia juga ditemukan di bukit dekat pantai. Ditambah lagi, fakta bahwa dahulu Olimpia terletak lebih dekat dari lautan sehingga lebih mungkin dihantam tsunami. Puing-puing Olimpia yang ditemukan juga mengambang di atas sedimen sehingga kecil kemungkinan kehancuran Olimpia disebabkan oleh gempa.

Vött mengungkapkan, tsunami di Yunani bukanlah peristiwa langka. "Evaluasi sejarah menunjukkan bahwa di Yunani bagian barat, rata-rata ada satu tsunami setiap 8-11 tahun," kata Vött. Tsunami di wilayah itu umumnya dipacu oleh aktivitas seismik akibat patahan Afrika dan Eurasia. Ke depan, Vött akan mempresentasikan hasil analisisnya di konferensi ilmiah di Corinth, Yunani, September mendatang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar