Sabtu, 26 November 2011

Rambut Sehat meski Sering Dicatok

detail berita
(Foto: gettyimages)
GUNA menampilkan tatanan rambut berbeda, sebagian wanita bergantung pada alat pelurus rambut alias catok. Perhatikan kesehatan rambut bila Anda ingin sering menggunakannya.

Tatanan rambut menawan memang penting untuk kesempurnaan penampilan. Tak kalah penting, rambut yang terjaga sehat. Sayangnya, bila Anda terlalu sering menggunakan catok, rambut akan mudah rusak.

Untuk Anda yang hobi mencatok rambut, penata rambut Irwan Rovani Doke dari Irwan Team Hair Design Jakarta membeberkan beberapa tip menjaga rambut tetap sehat.

Pertama, pastikan bahwa rambut yang akan dicatok telah dilindungi oleh produk khusus. Dengan produk ini, rambut akan terlihat berkilau, tapi tidak kering.

Kedua, lakukan perawatan rutin sebagai bentuk treatment terhadap rambut yang kerap Anda “siksa” dengan alat pelurus. Sebagai bentuk perawatan sementara, Anda bisa menggunakan kondisioner sedangkan untuk perawatan lebih permanen, ada beberapa pilihan.

“Perawatan dengan kondisioner melindungi batang rambut untuk sementara. Untuk permanen, pilihan treatment-nya banyak sekali. Ada treatment untuk batang rambut yang kering, kulit kepala berminyak, rambut rontok, dan sebagainya. Pilihan disesuaikan dengan keluhan rambut, bisa dilakukan 2-3 minggu sekali,” paparnya kepada okezone ketika ditemui di Graha Surya Internusa, Kuningan, Jakarta, baru-baru ini.

Ketiga, perhatikan material dari alat pelurus yang Anda gunakan. Pilihlah bahan pelurus yang menghasilkan panas secara konstan, yakni terbuat dari bahan keramik.

“Produk catok yang bagus adalah yang panasnya konstan, bahan keramik untuk pelurusan akan lebih licin. Ada zat-zat kimia yang dikelurkan keramik untuk membuat rambut jadi lurus dalam waktu cepat. Jadi, rambut tidak harus bersentuhan dengan panasnya dalam waktu lama,” tambahnya.

Kemudian, lanjutnya, bila rambut sudah kering dan tipis, jangan pasang alat pelurus dalam suhu yang terlalu panas. Selanjutnya, catok tidak perlu tiap hari, cukup 2-3 hari sekali. (ftr)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar